Teknik Tie Dye Shibori (Cara Membuat Berbagai Jenis Motif Shibori Tie Dye)



Shibori merupakan Kesenian Tekstil dari Jepang, dimana sebuah motif atau pola pada Kain diciptakan melalui proses pencelupan pada zat warna. Shibori memiliki kesamaan dengan Kain Wastra Nusantara, contohnya Jumputan dan Sasirangan. Dalam setiap tekniknya dilakukan perintangan warna dengan cara melipat, mengikat, menggulung, menjelujur, hingga mengkombinasikan teknik teknik yang berbeda pada satu kain yang sama dalam waktu bersamaan. Disini kita akan belajar bagaimana setiap teknik dasar shibori dibuat dan jenis - jenis pencelupannya, dengan alat yang sederhana dan mudah.

A. Jenis - jenis teknik Shibori 

1. Itajime Shibori 

boolao itajime

Itajime adalah salah satu teknik shibori yang paling mudah, dimana dalam pembuatannya hanya perlu melipat dengan lipatan akordion dengan bentuk berbagai macam, seperti kotak ataupun segitiga. Lalu dilakukan perintangan warna dengan menjepit kain di bagian atas dan bawah kain, sehingga bagian tengah kain akan tertekan dan menghindari zat warna masuk sedangkan bagian paling luar kain akan menyerap zat warna. 

Itajime Shibori Full Tutorial https://youtu.be/6VG0umj8t7E


2. Kanoko / Ne-Maki Shibori 


Kanoko merupakan teknik shibori, yang berbentuk bulatan - bulatan kecil yang dihasilkan oleh perintangan warna dengan cara mengikat bagian kain dengan karet ataupun tali. Biasanya kain dicubit hingga mengerucut sebelum diikat, namun dapat juga membungkus kelereng dengan kain agar memudahkan pengerjaannya dan motif bulatan yang dihasilkan lebih rapih dengan ukuran yang sama rata.

Kanoko Shibori Full Tutorial https://youtu.be/3UWeHDqqRGU


3. Kumo Shibori 



Sama halnya dengan Kanoko, Kumo merupakan Teknik Shibori berbentuk bulatan, namun dalam pembuatan Teknik Kumo dilakukan dengan mengikat memutar bagian kain yang mengerucut dengan benang poliester atau benang nilon, sehingga motif bulatan yang dibuat dapat disesuaikan ukurannya mulai dari yang kecil hingga besar dan terbentuk serat pada bagian dalam lingkaran, hasil dari ikatan memutar oleh benang nilon. Untuk mengerucutkan bagian kain bisa dilakukan dengan mencubit bagian tengah lingkaran, ataupun dibantu dengan stik kayu pada bagian dalam kain. 

Kumo dan Nui Shibori Full Tutorial https://youtu.be/JxvqHQlX-oM


4. Nui Shibori 


Dalam pengerjaannya, Teknik Nui pada Shibori dilakukan dengan cara menjahit jelujur pada bagian kain dengan pola tertentu, sehingga motif yang dihasilkan lebih beragam. Jadi jika pola dibuat membentuk sebuah bunga, maka harus dijelujur sesuai dengan pola, sehingga motif yang dihasilkan akan sesuai pola yang dibuat, yaitu berbentuk bunga. Teknik Shibori Nui sangat mirip dengan Kain Sasirangan dari daerah Kalimantan, bedanya jika untuk Teknik Nui biasanya dilakukan dengan satu kali pencelupan untuk mendapatkan warna kain, sedangkan pada Kain Sasirangan, kain yang telah dicelup ditambahkan pencoletan warna sehingga memiliki warna yang lebih beragam pada sehelai kain. 

Nui dan Kumo Shibori Full Tutorial https://youtu.be/JxvqHQlX-oM


5. Arashi Shibori 


Ada beberapa jenis pembuatan dengan teknik Arashi, yang pertama adalah menggulung bagian kain pada sebuah pipa atau media bulat memanjang lainnya, dan yang kedua adalah menggulung kain langsung dengan sebuah tali. Motif yang dihasilkan dari kedua jenis pembuatan tersebut sama, dimana motif terlihat seperti ombak mengacak. Namun pada gaya yang kedua, motif yang dihasilkan akan terlihat seperti gradasi, dimana zat warna yang masuk ke serat kain memiliki warna yang beda pada bagian ujung dalam ikatan dan bagian terluar kain. Biasanya bagian terluar akan cenderung lebih gelap daripada bagian dalam yang tidak terserap sepenuhnya oleh zat warna. 

Arashi Ombre Style Shibori Full Tutorial https://youtu.be/4OfdgD9KudU


B. Teknik Pewarnaan 

Ada berbagai jenis zat warna yang dapat digunakan untuk teknik pewarnaan shibori, diantaranya adalah Naphtol, Reaktif (Procion/Remazol) dan Pewarnaan alam. 

1. Naphtol 

Naphtol merupakan zat warna yang tidak mudah larut dalam air, sehingga dalam penggunaannya dibutuhkan soda kustik untuk melarutkannya dan larutan pembangkit untuk memunculkan warnanya. 

cara mencelup degan naphtol
Siapkan 2 wadah berbeda :

- Pada wadah pertama siapkan zat warna naphtol yang dicampur dengan soda kustik, lalu larutkan dengan air mendidih dan tambahkan air biasa. 

- Pada wadah kedua larutkan garam diazo dengan air biasa. 

Lalu lakukan pencelupan secara terpisah, dimana kain dicelupkan pada wadah pertama hingga terserap sempurna, lalu dilanjutkan dengan pencelupan pada wadah kedua. Pada wadah pertama, kain tidak akan langsung berubah menjadi warna yang diinginkan, warna akan didapatkan pada pencelupan wadah kedua, setelah dimasukan kedalam larutan garam diazo. 

Tutorial Pewarnaan Naphtol Tutorial Pewarnaan Naptol Klik Disini

2. Reaktif (Procion/Remazol) 

Dalam penggunaannya, pewarnaan Reaktif adalah yang paling mudah, yaitu hanya perlu mencampurkannya dengan Zat Penguat pada satu wadah lalu ditambahkan dengan air. Air yang digunakan jumlahnya dapat disesuaikan dengan kepekatan warna yang diinginkan, semakin banyak air, maka semakin muda warna yang dihasilkan. 

Namun, membutuhkan waktu dalam penyerapannya, dimana kain harus ditunggu hingga benar benar kering sebelum dilakukan proses pencucian. Biasanya ditunggu seharian atau minimal 6 jam setelah kain benar benar kering (dihitung 6 jam setelah kain kering)


3. Indigosol 

Pewarna ini peka dan akan bereaksi terhadap sinar matahari, warna akan timbul atau muncul ketika dijemur di bawah terik matahari. 

Cara pencelupan : 
- Campurkan Pewarna Indigosol dengan Nitrit dan larutkan dengan sedikit air panas
- Tambahkan air sebanyak 3-10 liter (disesuaikan) 
- Celup bahan/kain yang telah dibasahi dalam larutan warna (larutan akan menjadi bening) 
- Lalu jemur di bawah terik matahari hingga warna pada kain muncul
- Fiksasi (Opsional) dengan HCL (Asam Klorida)

Faktor cuaca dan geografi juga sangat mempengaruhi warna yang dihasilkan. 


4. Pewarna Alam 

Sesuai dengan namanya, warna yang didapat dari bahan bahan alami seperti Dedaunan, Akar - Akaran, hingga Buah. Contohnya seperti Kunyit yang menghasilkan warna Kuning, Bawang yang menghasilkan warna coklat muda, hingga Buah Manggis yang menghasilkan warna Merah Muda. 

Biasanya dilakukan pencelupan dengan merebus kain dengan bahan alami tersebut, hingga warna terserap. Kelebihannya selain ramah lingkungan, kain yang dicelup lebih aman dan non kimia sehingga terhindar dari alergi. Namun warna yang dihasilkan cenderung muda, dan tidak tahan lama, tergantung dengan jenis bahan yang digunakan. 

Kamu dapat bertanya langsung mengenai bagaimana pembuatan Shibori dan Pencelupannya di instagram @hi.boolao 
Selamat mencoba! 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tutorial Pounding Ecoprint Mudah

Cara membuat Shibori Tie Dye dengan Teknik Melipat (Itajime Shibori Tutorial)

Perawatan Produk Handmade seperti Batik dan Tie Dye Shibori Jumputan